kuliner khas banjar
Bagi anda berkunjung ke Banjarmasin lalu ingin menikmati berbagai masakan khas Banjar, inilah beberapa lokasi yang seingat penulis untuk bisa dikunjungi.
- seperti longtong Banjar yang paling dikenal adalah lontong orari terletak di Jalan Pahlawan atau Kampung Melayu Banjarmasin, serta beberapa lokasi lain dipinggir jalan.
- Soto Banjar juga menyebar di mana-mana tetapi paling dikenal adalah Soto Yana Yani Sungai Jingah, atau soto Bang Amat dan soto Bawah Jembatan Banua Anyar. Soto Banjar yang juga enak sambil menikmati di atas sungai berada di tengah Pasar Terapung.
- Makanan karih kambing terkenal adalah warung Mami Pasar Ujung Murung serta beberapa tempat lain.
- Itik Panggang juga menyebar dimana-mana tetapi paling banyak dikunjungi warung Ma Haji pertigaan Jalan Jati.
- Masakan laksa, serabi, lupis, dan kue 41 macam bisa dinikamati di beberapa lokasi pasar ahad Kertak Hanyar.
- Sementara masakan Banjar secara umum, atau paling lengkap ada gangan waluh, sambal acan, papuyu dan haruan baubar, urap iwak bapais, iwak basanga adalah warung Idah Jalan S Parman, Warung Kaganangan dan Cendrawasih di Kertak Baru, warung Sederhana Pelabuhan Trisakti dan beberapa lokasi lainnya.
-lokasi lain selain di Banjarmasin juga terdapat di beberapa lokasi di kota-kota Kalsel, kalau menyusuri jalan trans Kalimantan arah Kaltim maka akan ketemu di sentra warung makan masakan Banjar di Pulau Pinang, Binuang, atau Tambarangan.
NAMA-NAMA MASAKAN BANJAR
————————
Sulit bagi seseorang untuk mencatat jenis masakan khas Banjar, karena terlalu banyak selain itu masakan khas juga terdapat di anak suku seperti anak suku Banjar yang berasal dari Alabio, Amuntai, Tanjung, Paringin. Negara, Kandangan, Rantau, Martapura dan daerah lainnya.
Seingat penulis sajalah masakan Banjar, antara lain, laksa, lontong, katupat kandangan, karih, nasi kuning, masak habang, masak kuning, opor putih, opor habang, opor kuning, iwak bapais, garih batanak,gangan lamak, papuyu baubar, papuyu basanga, haruan baubar, mandai, paisan pipih, paisan patin, paisan baung, saluang basanga, gangan waluh, gangan karuh, haruan masak kecap, gangan nangka, gangan pisang, gangan humbut, gangan rabung, bistik, gangan gadang pisang, gangan haliling, gangan katuyung, gangan kaladi, luncar kaladi, lumbu kaladi bapais, urap, lodeh nangka, kulit nangka bajaruk, jaruk tarap, paisan wadi haruan, paisan wadi sapat, wadi basanga, pakasam bapais, pakasam basanga, iwak bakukus, kalangkala bakulu, jaruk kalangkala, jambu biji bacampur santan, tarung babanam basantan, tarung batanak, using-using kangkung, using-using tarung hintalu, using-using hundang papai, daging sanggingan, karih daging, sop buntut, rawon, jaruk kulit pisang, kembang tigaron bajaruk, gangan asam dan banyak lagi nang lainnya.
KALAU NAMA WADAI DIKENAL 41 MACAM
———————————
Antara lain nama wadai (penganan/kue), bingka, bingka barandam, kararaban, kikicak, bulungan hayam, kelalapon, cingkarok batu, wajik, apam, undi-undi, untuk-untuk, sarimuka, wadai balapis, cincin, cucur, lamang, cakodok, gaguduh, ronde, ilat sapi, garigit, sasagun, lupis, pais pisang, hintalu karuang, wadai satu, gincil, katupat balamak, bubur sagu, serabi, putri salat, patah, pais sagu, pais waluh,dadar gulung, agar-agar habang, wadai gayam, amparan tatak, sarikaya, dan lainnya masih banyak lagi




























kue untuk-untuk

















ANEKA BUBUR
———————




WARUNG KULINER MARTAPURA LESTARIKAN KUE TRADIONAL SUKU BANJAR
Banjarmasin,18/8 (ANTARA)- Beberapa buah warung kuliner di Kota Martapura, Ibukota Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dinilai berhasil melestarikan penganan atau kue tradisional suku Banjar.
” Di warung kami tersedia sedikitnya 41 macam kue tradisional, dan sebagian lagi kue tersebut dinilai sudah mulai punah,”kata Hj Inun pemilik warung kembar dua atau warung 41 di Desa Kraton, Martapura, kepada pers di warungnya, Senin.
Warung kembar dua memang dikenal luas sebagai warung kue tradisional suku Banjar yang ada di martapura, dan setiap hari selalu saja dpenuhi pengunjung, bukan saja dari Martapura tetapoi juga datang dari Kota Banjarmasin, kota-kota lain di Kalsel.

Bahkan warung yang dikelola sejak tahun 1993 ini menjadi objek kunjungan wisatawan yang datang ke wilayah ini, sehingga keberadaan warung ini kian populer saja, apalagi seringkali pejabat dari Banjarmasin dan juga jakarta yang datang ke Kalsel selalu dibawa pula ke warung sederhana ini.
Menurut Hj Ainun, warung ini tadinya hanya menjual makanan khas kota Martapura, yakni supo bubur kacang hijau, yaitu menu yang terdiri dari ketupat yang diberi kuah sop ayam dengan campuran kacang hijau.
Tetapi karena begitu banyaknya permintaan akan kue tradisional lain, maka dijual pula aneka kue tradisional khas suku Banjar,m seperti bingka, kelapon, kikicak, cangkarok, wajik, lamang, kraraban, sarimuka, cucur, untuk-untuk, bubur randang, bulungan ayam, kulak pisang, kakoleh, puracit, lupis, putu mayang, babbongko, serabi, dan kua lainnya.
Sementara makanan, selain ada nasi kuning, juga ada katupat balamak, lontong Banjar, nasi kaboli, nasi balamak, dan bubur ayam.
Menurut Hj Ainun, kue-kue yang dijual itu sebagian besar adalah buatan perajin yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
“Terdapat sekitar 30 orang pembuat kue, yang setiap hari menitipkan kue untuk dijualkan di warung yang ia kelola , dan alhamdulillah, kesejahteraan perajin kue itu kian membaik setelah warung ini kian banyak dikunjungi orang,” kata Hj Ainun didampingi dua orang putri kembarnya.
Warung tersebut buka mulai pagi hari dan biasanya pada sore hari tutup lantaran kue-kue itu habis dibeli orang.
Menurutnya, warung miliknya itu selain melayani pembeli yang makan minum di warung itu juga bersedia memenuhi pesanan, seperti pesanan pengelola hotel dan restauran, pengelola kunjungan wisatawan, bahkan untuk acara kenduri atau acara selamatan yang memerlukan kue-kue tradisional sebagai persyaratan acara kenduri.
“Kami sering membuat aneka kue tradisional yang dianggap bernilai magis, untuk upacara keagamaan, seperti lamang, cucur, wajik, bubur habang, apem, dan kue khas lainnya,” katanya.
Berdasarkan keterangan di Kota Martapura, bukan hanya warung kembar ini yang menjual kue-kue tradisional suku Banjar, tetapi terdapat beberapa buah lagi, seperti di Cempaka, atau di Kota Martapuranya, tetapi yang dikenal hanyalah warung kembar ini saja.

Aneka jenis masakan
—————————-




sumber;http://hasanzainuddin.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar